Sabtu, 01 Mei 2010

MENCERMATI JAJANAN ANAK DI SEKOLAH, Pikiran Rakyat, Senin, 18 Januari 2010


Oleh: Ajeng Kania

Lima puluh murid SDN Cibeureum Hilir 1 Kota Sukabumi keracunan. Mereka diduga keracunan cilok saat jam istirahat berlangsung. Para murid mengeluh pusing dan mual dan disertai rasa mual hebat.” (“PR”, 13/1/2010)

Sudah menjadi hal lumrah, bila orang tua selalu memberi uang jajan kepada anaknya setiap hari. Jajanan di sekolah, semestinya dapat mengganjal rasa lapar dan haus selama di sekolah. Dengan asupan nutrisi, murid pun mendapat tambahan energi sehingga berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar (KBM).

Karena fungsi tersebut, asupan makanan berperan penting terhadap pertumbuhan dan prestasi belajar anak sekolah. Akan tetapi, keamanan jajanan tersebut baik dari segi mikrobiologis maupun kimiawi justru dipertanyakan sehingga ditakutkan bakal menuai masalah di kemudian hari. Seperti dilansir situs gizi.net, penelitian dilakukan di Jakarta baru-baru ini mengungkapkan bahwa jenis jajanan yang sering dikonsumsi oleh anak-anak sekolah adalah lontong, otak-otak, tahu goreng, mie bakso dengan saus, ketan uli, es sirop, dan cilok.

Berdasarkan uji lab, pada otak-otak dan bakso ditemukan borax, tahu goreng dan mie kuning basah ditemukan formalin, saus dan es sirop merah positif mengandung rhodamin B. Dampak pendeknya terasa pusing dan mual. Bahan-bahan ini bila terakumulasi pada tubuh dan bersifat karsinogenik memicu bahaya laten kanker dan tumor pada organ tubuh manusia. Efek karsinogenik juga ditimbulkan dari penggunaan minyak goreang bekas (jelantah) dipakai berkali-kali. Pendeknya, bila hal ini terus dibiarkan, generasi mendatang memanggul risiko persoalan kesehatan serius di masa depan.

Peningkatan perhatian kesehatan anak usia sekolah ini merupakan faktor penting dalam menciptakan peserta didik yang sehat, cerdas dan unggul. Untuk mengurangi dampak buruk, perlu dilakukan usaha promosi keamanan pangan baik kepada pihak sekolah, guru, orang tua, murid, serta pedagang. Pihak sekolah diharapkan dapat menggiatkan kembali unit berbasis kesehatan, semisal UKS (Usaha Kesehatan Sekolah), PMR atau dokter kecil. Kedua, pemberdayaan kantin sekolah sebagai parameter sekaligus pembelajaran dalam menyajikan jajanan bersih, sehat, dan bergizi. Dengan demikian, di kantin sekolah tidak dijumpai rokok, makanan kadaluarsa atau beralkohol, juga mengandung bahan berbahaya.

Ketiga, jika memungkinkan, pihak sekolah berkoordinasi dengan orang tua mengupayakan pemberian makanan (snack) selama di sekolah. Di bawah konsultasi dokter sekolah, langkah ini lebih menjamin aspek keamanan dan efesien dibanding anak jajan sembarangan di luar sekolah.

Di kelas, guru dapat memberikan penanaman nilai-nilai tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam kehidupan sehari-hari melalui pelajaran yang diampu. Nilai-nilai itu mencakup memelihara kebersihan diri dan lingkungan, pola makan sehat, risiko bahaya jajan sembarangan, dan sebagainya. Siswa diharapkan mendapat pemahaman tentang makanan sehat, meliputi aspek higienis dan komposisi gizi. Siswa juga mampu membedakan batas kadaluarsa produk makanan.

Adapun orang tua sebaiknya membiasakan anak sarapan pagi sebelum ke sekolah. Sarapan pagi bagi anak usia sekolah sangat penting, karena waktu sekolah banyak aktivitas memerlukan stamina dan konsentrasi penuh, tentu membutuhkan energi dan kalori yang cukup. Anak-anak dapat pula dibekali makanan dari rumah. Ini lebih baik daripada selalu was was mengkhawatirkan tentang jajanan apa dikonsumsi anaknya hari itu. Dari jajanan ini pula, orang tua dapat mengajarkan anaknya berhemat, yakni menabung dari sebagian uang jajannya.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) seyogianya secara berkala melakukan sosialisasi, monitoring dan melakukan uji sampel terhadap jajanan anak di sekolah. Sosialisasi ini dapat memberi sejumlah informasi bagi para pedagang tentang bahan pangan yang higienis, pemrosesan hingga pengemasan, termasuk pengetahuan tentang bahan kimia dilarang bagi pangan dan dampak pengunaannya serta sanksi hukumnya. (**)

Penulis, Guru SDN Cibiru 5 Kota Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar